Sastra Satu: Ayah, Seorang yang Tangguh di Mataku

Ayah, Seorang yang Tangguh di Mataku

Ayah,
namamu menggetarkan uratku
baru sekarang aku tahu segala pengorbanan yang telah engkau beri
dimalammalam sunyi pula aku merenung diri
kebaikan macam apa yang bisa kuberi

Ayah,
namamu sangat harum kusematkan dalam ruang rindu
segala sesuatu engkau mencarinya demi anakmu ini
berkilokilo keringat engkau cucurkan setiap hari
untuk diriku, siapa lagi?

Ayah,
dibalik kulit yang telah kering, engkau terlalu tangguh buatku
tulangtulang dan tenaga yang melemah tiada menghalangi
gurat wajah yang tak asing dimataku kini
kupatri dalam sisasisa hidupku nanti
dan ijinkan aku membuatmu tersenyum suatu saat nanti


*) Ekohm Abiyasa

2 komentar:

Berbagi kata, pembenahan terhadap tulisan di atas merupakan dukungan nyata untuk perbaikan kami selanjutnya.


Terima kasih,

Copyright © Sastra Satu Urang-kurai